Wednesday, August 29, 2012

kriiiing..kriiiing..


halo, mata kecil.

gimana hari-harimu? apa kamu masih sering menghabiskan waktu dengan melamun? aku masih. sebelum kehilangan selo yang sungguh lezat ini. hehe. udah lama banget rasanya kita nggak ngobrol. ngobrolin apa aja. tentang harga cabe setan, tentang Ahmad Dani yang semakin keren, atau tentang hari depan yang sering berujung pada klausa “dijalani aja”.

hari-hari menjelang kuliah (lagi). ada perasaan yang sulit dijelaskan. ragu bercampur takut. ketakutan konyol yang dulu pernah kuceritakan. ah tidak tidak..aku merasa menghianati Guru Brahm kalau masih lekat dengan ketakutan :p. eh, jadi ikut kelasnya Gede Prama kah? bulan depan kan? ikut sana. kalo pulang tularin ilmunya. suatu saat aku pun ingin kesana.

aku sedang membaca Pram yang Sang Pemula. juga menyelesaikan seri-seri kho ping hoo. sering juga ngobrol sama si ikan kuning yang ternyata sangat tangguh. 13 hari tak tinggal tanpa makanan ternyata dia masih baik-baik aja. dijaga Tuhan :). eh, Pram-mu udah selesai? belum mesti. haha. entahlah, aku merasa akan kehilangan waktu membaca buku-buku yang kusukai, komik, nonton film, tenggelam di kamar. dijalani aja. ah!

semoga hari-harimu menyenangkan. mumpung masih syawal jangan lupa sungkeman sama Mas Kobis :’)

hari-hari ke depan aku bakalan sering ketemu sama meneer ganteng lhoo. asiiiiikk. eh iya, Malam Minggu Miko-nya Raditya Dika keren. koplak lebih tepatnya :D

*ditulis dengan nyruput teh hitam dan ngemil nastar :9

Tuesday, August 7, 2012

selamat malam, kamu. sedang apa?

selamat malam, kamu. sedang apa?
sebelum malam cepat habis,
kemarilah, tidur di pangkuanku.
tidur, tidurlah lelap. biar kubelai-belai rambutmu.
biar kuarungi mimpi di laut kecil matamu.

Thursday, August 2, 2012

kepada: skripsi poskolonialisme

skrip, ada kegembiraan membuncah tapi juga terselip duka yang panjang ketika aku telah selesai mengerjakan kamu. gembira, karena aku telah berhasil melewati masa-masa menegangkan tapi seru itu. berduka, karena diskusi-diskusi tentangmu pun harus sudah usai. terlebih lagi ketika teman-teman sesama poskolonialisme pun sudah tuntas menyelesaikan kamu. barangkali tidak akan ada lagi diskusi di bawah pohon atau di beranda kost. namun, aku berterima kasih padamu. untuk semuanya. kamu telah mengajariku banyak sekali hal. terima kasih, yes. *peluk erat*

Puji syukur kehadirat Tuhan semesta alam, atas nikmat dan kekuatan yang diberikan sehingga saya bisa terus-menerus belajar dan menghayati proses dalam penelitian ini dengan gembira.

Pada Oktober 2010 saya berdiskusi dengan Dr. Aprinus Salam, M.Hum. terkait penelitian yang akan saya kerjakan. Beliau memberikan saran untuk tidak menganalisis karya sastra, tetapi buku yang justru membahas teori. Waktu itu, pilihannya adalah sosiologi sastra dan poskolonialisme. Tanpa berpikir panjang dan didorong oleh semangat yang menggebu, saya pun menyetujui usul tersebut dan memilih poskolonialisme sebagai ladang penelitian, meskipun tidak dapat saya pungkiri adanya keraguan untuk dapat mengerjakan penelitian tersebut.

Pada April 2011 saya menyelesaikan proposal awal saya dengan judul “Poskolonialisme dan Sastra Indonesia” dan menjalani penelitian sesuai draf yang saya buat. Saya membahas bagaimana arah penelitian poskolonialisme dalam sastra Indonesia, awal kemunculannya, aspek-aspek apa saja yang sering mendapat perhatian. Tiap bab saya diskusikan dengan pembimbing dan tentunya mengalami perbaikan sana-sini. Sepanjang tahun 2011 itulah saya melakukan penelitian, mengalami kebingungan, kemalasan, dan keterputusasaan.

Dalam perkembangannya, judul penelitian saya ubah karena saya anggap terlalu luas. Saya tidak membahas persoalan sastra Indonesia secara umum, tetapi sastra Indonesia yang ada dalam buku kajian. Kemudian, sebelum melakukan seminar proposal pada Oktober 2011 saya mengganti judul penelitian menjadi “Membaca (Ulang) Tiga Buku Poskolonialisme dan Sastra Indonesia” karena objek material yang saya gunakan berjumlah tiga buku.

Pada 28 Maret 2012 pukul 09.00 WIB saya ujian. Dalam ujian inilah judul penelitian saya mendapatkan masukan yang berharga. Kata “membaca” yang merupakan kata kerja diubah menjadi kata benda sehingga menjadi “Pembacaan (Ulang) Tiga Buku Poskolonialisme dan Sastra Indonesia”. Judul inilah yang kemudian saya gunakan.

Untuk segala proses penelitian saya tersebut, secara khusus ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dr. Aprinus Salam, M.Hum. sebagai dosen pembimbing yang kritis, yang selalu bersabar dengan kelambanan dan kebodohan saya. Beliau adalah sumber energi saya dalam menulis. Di samping itu, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Drs. Sudibyo, M.Hum. sebagai ketua penguji yang dengan kekayaan pengetahuannya telah banyak memberikan masukan serta wacana tandingan dalam penelitian yang saya lakukan, telah mengizinkan saya mengikuti dua kali kuliah teori poskolonialisme, juga atas pemberian buku yang bermanfaat bagi penelitian ini. Tidak lupa, terima kasih saya sampaikan kepada Dra. Sugihastuti, M.S. yang telah membaca penelitian saya dengan teliti lantaran diksi dan tata bahasa yang kacau balau. Saya tidak tahu bagaimana membalas budi baik ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dr. Suhandano, M.A., ketua Jurusan Sastra Indonesia, yang menoleransi keterlambatan saya dalam mengajukan dosen pembimbing; Drs. Ridha Mashudi Wibowo, M.Hum. sebagai dosen pembimbing akademik yang tidak pernah lelah memberikan motivasi; Cahyaningrum Dewojati, S.S., M, Hum., dan Drs. Rudi Ekasiswanto, M.Hum. yang memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian. Beliau-beliau inilah yang sering menanyakan kemajuan penelitian saya. Kepada Prof. Dr. Faruk saya mengucapkan terima kasih karena secara tidak langsung menjadi motivator tersendiri dalam penelitian ini sekaligus saya mohon maaf karena telah lancang mencacah-cacah karyanya. Tidak lupa ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dyah Ayu Retnowati, A.Md. yang banyak membantu dalam persoalan-persoalan administrasi.

Saya juga harus mengucapkan terima kasih kepada segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, Perpustakaan Jurusan Antropologi, Perpustakaan UPT I dan II UGM; juga kepada Bapak dan Ibu petugas akademik yang memberikan banyak kemudahan. Kepada pengelola Beasiswa PPA saya mengucapkan terima kasih karena telah memberikan beasiswa itu selama saya berkuliah.

Kepada kedua orang tua saya, Bapak Kholil Rosyid dan Ibu Siti Rodliyah, terima kasih telah memberikan kepercayaan dan dukungan yang luar biasa kepada saya. Juga adik Nuuruddin Kholid yang darinya saya belajar banyak hal. Terima kasih atas cinta kasih yang tulus dan terus-menerus.

Terima kasih yang istimewa saya tujukan kepada Rinandi Dinanta Praja, kawan berbagi dan berdiskusi yang seringkali menemani saat-saat lembur melalui Yahoo! Messenger. Terima kasih atas obrolan-obrolan yang selalu menakjubkan, energi positif, dan telinga yang tak pernah lelah mendengar curhatan saya yang nggak penting. Berbahagia bisa berproses dan bertumbuh bersamamu, di sini dan saat ini.

Terima kasih sangat kepada Harum Munazharoh yang dengan tulus membantu dan mengenalkan saya dalam berbagai hal, dan seringkali mengingatkan saya untuk selalu bekerja keras dan menikmati segala denyut penelitian ini. Juga kepada Zuddi Ichwan Priyana atas CD One Piece di siang bolong waktu itu, sungguh hiburan yang sangat menyenangkan di tengah kepenatan saya saat mengerjakan penelitian ini. Terima kasih.

Terima kasih tak terhingga kepada sahabat-sahabat saya yang oke, segitiga sembarang: Susi Nuryanti dan Mustika Sari Cahyaningtyas yang selalu ada ketika yang lain menjauh, melewati duka dan tawa bersama-sama, tetapi terkadang lama tak bersua karena kesibukan masing-masing. Juga kepada Saeful Anwar, Ramayda Akmal, dan Fitriawan Nur Indrianto yang selalu memberikan doa dan dukungan. Terima kasih, kakak seperguruan.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman di Sanggar Lincak yang menjadikan hidup saya lebih puitis. Terlontar juga terima kasih kepada teman-teman Asrama Putri Ratna Ningsih, Kost 857 (terutama Ayu Yunita yang seringkali menyelamatkan kelaparan saya), dan Kost 809 yang selalu memberikan ruang yang nyaman layaknya rumah sendiri. Juga teman-teman ber-chat conference: Pipiet Ambar, Windi, Elok, Fani, Rio, Ari. Terima kasih kepada mereka yang telah mengajarkan bahwa bahagia itu sederhana adanya.

Kepada teman-teman Sastra Indonesia Angkatan 2007: Fawaid (terima kasih atas pinjaman bukunya dan diskusi-diskusi singkat melalui sms), Dani, Danar, Ridho, Naylul, Mia, Rahmi, Septi, Ari 1, Ari 2, Ayi, Santi, Asti, Titis, Amak, Fulan, Arini, Irsyad, Bayu, Hanifan, Indah, Icha, Badrun, Oky, Rifqi, Rara, Desti, Larit, Fiki, Srikandi, Dino, Faqih, Firdaus, dan Rosyidah, terima kasih atas persahabatan yang hangat, senang sekali saya bisa mengenal dan belajar bersama kalian. Kepada teman-teman di poskolonialisme.wordpress.com. yang meskipun jarang up date, semoga blog ini bisa menjadi tempat kita untuk sekadar bertegur sapa.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada guru saya, Mas Alvein Damardanto Yudaputra, atas petuah-petuah, berbagai cerita hidupnya yang hebat, dan nasihat yang selalu saya ingat: jangan jadi orang biasa. Juga kepada Mas Luqman al-Hakim, beliau layaknya hujan yang membasuh ranting-ranting kemarau jiwa. Terima kasih, Guru.

Terima kasih saya kurang lengkap tanpa menyebut Subul Chaqi, sahabat baik, yang sekian lamanya tidak bertatap muka. Terima kasih juga kepada Deleilah, laptop saya, yang tanpa kesetiaannya, penelitian ini tidak akan hadir di hadapan pembaca yang budiman. Sekali lagi, terima kasih atas bantuan teman-teman. Penelitian ini masih terlalu dangkal, yang menunjukkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Namun, apa pun kualitas penelitian ini, semoga penelitian sederhana ini bermanfaat dan saya bersedia menerima saran serta kritik yang membangun.


Yogyakarta, Maret 2012
Anis Mashlihatin


Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

 Halo! Apa kabar? Semoga kamu baik, ya.  Kamu sudah nonton Jatuh Cinta Seperti di Film-Film ? Aku sudah. Dua kali di bioskop.  Setelah nonto...