Kepada Subul Chaqi
Sering kita bertanya mengapa hidup harus berlanjut
Tidak berhenti saja pada satu masa yang paling indah
Atau terpahit sekalipun
Kenapa hidup kita terjebak pada kenangan, dan harapan
Apakah hidup hanya serangkaian hukuman
Seperti kisah Sisypus dan batunya
Dan dengan terpaksa kita mengakhirinya sampai tuntas
Dengan terpaksa pula kita membuat benteng-benteng ketegaran
Meskipun tahu dengan sadar bahwa itu sia-sia
Benarkah hidup hanya menunda kekalahan
Kita hanya menunggu giliran
Dan dalam menunggu itu kita menciptakan hayalan-hayalan
Sekadar mengurangi ketakutan dan ketidakmengertian akan segala
Sayangnya, hidup bukan ombak bulan Desember, katamu.
Yang datang tiba-tiba
Sayangnya lagi, perahu kita terpaksa harus melaju dalam detik keresahan
Yang sudah terencana.
Monday, July 11, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ucapan Terima Kasih
Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Tuhanku yang super oke, aku minta maaf. lagi-lagi aku mengeluh. bisakah patah hati ini ditunda? rasanya sangat sakit. aku ingin menang...
-
Entah kenapa saya selalu merasa tenang kalau melihat air yang mengalir. Dan sore tadi, dengan kepala yang rasanya nyutnyut, dari belakang ka...