Saat menulis ini, saya sedang berada di perpustakaan. Dinding perpustakaan yang terbuat dari kaca memungkinkan saya untuk melihat situasi di luar ruangan. Orang-orang yang berjalan, orang-orang duduk melingkar, rerumputan, pohon-pohon cemara, pohon-pohon talok, pohon bunga kenanga, pohon alpukat yang ditebang, gedung Grha Sabha Pramana,mobil-mobil yang diparkir, juga langit yang menaunginya.
Langit.
Saya sangat suka memandangi langit. Sudah nonton Boyhood? Ya, adegan yang paling saya sukai adalah ketika sang tokoh utama (saat masih kecil) berbaring di atas rerumputan, salah satu tangannya dilipat di bawah kepala, dan Ia memandangi langit.
Dari tempat saya duduk sekarang, langit siang ini terlihat cerah, biru lembut. Ada awan-awan tipis di bawahnya, bukan awan yang bergumpal-gumpal.
Memandangi langit selalu mengingatkan saya pada salah satu ajaran Gede Prama. Guru Gede sering menganalogikan batin yang mendalam dengan langit dan awan. “Hitam atau putihnya awan, tidak akan mempengaruhi langit yang biru”, begitu katanya. Langit akan tetap di sana, tetap biru, ia hanya menyaksikan pergerakan awan putih atau awan hitam. Begitulah batin yang mendalam. Good mood atau bad mood hanyalah pergerakan awan putih dan awan hitam. Baik awan putih atau awan hitam, ia akan berlalu. Awan putih atau awan hitam, semuanya indah apa adanya.
Nah, jika kamu sekarang sedang berada di ruangan tertutup dan mood-mu sedang tidak bagus entah karena apa, coba buka jendela, atau keluar ruangan sebentar. Pandanglah ke atas. Langit terbuka luas, juga pikiranku, pikiranmu.*
*diambil dari judul lagu “Langit Terbuka Luas, Mengapa tidak pikiranku..pikiranmu”, Pure Saturday.
Friday, January 15, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ucapan Terima Kasih
Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Tuhanku yang super oke, aku minta maaf. lagi-lagi aku mengeluh. bisakah patah hati ini ditunda? rasanya sangat sakit. aku ingin menang...
-
Entah kenapa saya selalu merasa tenang kalau melihat air yang mengalir. Dan sore tadi, dengan kepala yang rasanya nyutnyut, dari belakang ka...
No comments:
Post a Comment