Mungkin terdengar naif, tapi saya tidak percaya ada hewan yang jahat, meskipun saya pasti akan lari ketakutan kalau melihat ular tak berbisa sekalipun (kata Yuval Noah Harari sih itu karena dari nenek moyang kita pun udah takut kalau ngelihat ular. Genetis gitu jadinya). Seringnya, manusia yang jahat pada hewan-hewan. Itulah sebabnya, jika saya melihat kebaikan manusia pada hewan, mata saya langsung meleleh. Apalagi manusia-manusia yang mendedikasikan hidupnya untuk melindungi hewan-hewan langka. Bersahabat dan berbagi hidup dengan mereka. Pernah gak sih merasakan kebaikan orang lain sampai membuatmu begitu terharu? Nah, kurang lebih begitulah rasanya. Hangat di hati juga di mata.
Hmm..tapi saya bukan vegetarian juga. Artinya, saya masih makan daging hewan. Dalam kepercayaan agama saya, hewan-hewan yang disembelih atas nama Allah akan masuk surga. Mereka senang hidupnya berguna untuk manusia. Semoga itu benar. Sebab saya belum bisa meninggalkan sate klathak atau rawon atau ayam geprek dan makanan enak lainnya. Parang Jati, tokoh yang saya kagumi, tidak memakan daging hewan yang disembelih. Ia hanya makan daging hewan yang diburu. Tapi saya agak lupa apa alasannya.
Fyi, film yang membuat saya nangis kejer adalah Hachiko. Tentang persahabatan manusia dan seekor anjing. Lalu si manusia itu meninggal, si anjing dengan setia menunggu kedatangan sahabatnya. Meskipun tak pernah datang lagi. Saya masih mengingat rasa sedih ketika saya menangisi si hachiko. Tatapan matanya. Gerak tubuhnya. Kalau gak salah, saya nonton film itu dua kali. Sama-sama nangis kejer. Saya belum punya keberanian lagi untuk menonton ketiga kalinya.
Semoga semua hewan-hewan di dunia ini berbahagia :’)
No comments:
Post a Comment