Tuesday, April 7, 2020
Waras
Saat menulis ini, saya sedang duduk di belakang meja kerja saya yang nyaman. Petikan piano Yiruma menjadi latar belakang yang merdu. Seharusnya ini menjadi pagi yang sempurna. Pikiran masih fresh untuk diajak bekerja. Kebetulan banyak tugas mahasiswa yang belum saya periksa. Tapi, beberapa hari ini rasanya otak saya tidak mau diajak berpikir. Bahkan untuk menuliskan hal-hal sederhana pun rasanya malas sekali.
Hampir empat minggu sejak pihak kampus memberi kebijakan bekerja dari rumah, praktis saya nggak ke mana-mana dan memang tidak boleh ke mana-mana. Sebagai orang rumahan yang betah ngendon di kamar berhari-hari, bahkan sering malas bertemu manusia, saya menyambut kebijakan itu sebagai anugerah. Saya merasa lebih fokus dan produktif bekerja dari rumah. Tidak banyak distraksi seperti di kantor. Kuliah pun lancar. Saya menggunakan video conference zoom, webex, dan aplikasi google classroom. Nggak ada masalah. Saya juga jadi punya lebih banyak waktu untuk melamun dan merawat tanaman-tanaman saya.
Namun, musuh besar umat manusia adalah kebosanan.
Saya tidak tahu persis, mungkin karena disuruh, ada tekanan, atau entah apa, berdiam di rumah (lama-lama) tidak seindah yang saya bayangkan. Atau saya hanya butuh variasi? Sesekali pergi ke warung kopi? Mungkin tidak juga. Ini adalah hari-hari ketika pertanyaan "apa kabar" bukan sekadar basa-basi. Rasanya setiap hari adalah pms. Saya mudah murung dan pikiran-pikiran buruk mudah sekali menerobos. Saya mengkhawatirkan kondisi keluarga saya. Saya mencemaskan banyak hal.
Seharusnya sejak kemarin saya sudah memanggil tukang kunci. Saya lupa membawa kunci kamar kos yang saya taruh di saku jaket yang saya tinggal di rumah kekasih. Untuk bilang padanya kalau saya lupa membawa kunci dan memintanya mengantarkan pun rasanya malas. Saya lebih memilih keluar masuk kamar lewat jendela yang tidak saya kunci. Apakah saya hanya butuh variasi?
Semoga kita semua masih waras. Inhale-exhale~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ucapan Terima Kasih
Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Tuhanku yang super oke, aku minta maaf. lagi-lagi aku mengeluh. bisakah patah hati ini ditunda? rasanya sangat sakit. aku ingin menang...
-
Entah kenapa saya selalu merasa tenang kalau melihat air yang mengalir. Dan sore tadi, dengan kepala yang rasanya nyutnyut, dari belakang ka...
No comments:
Post a Comment