Saat ini kau benar-benar ingin mengeluarkan semua isi hatimu. Setelah sekian lama kau simpan dan ingin kau keluarkan. Tapi, kau belum menemukan kotak yang sesuai, bukan?
Kau ingin mengeluarkan semua unek-unekmu pada orang yang sama sekali belum kau kenal. Pada orang yang kau jumpai di sebuah stasiun kereta.
Dan, oh Tuhan, orang itu benar-benar ada. Dan akhirnya kalian naik kereta yang sama, pada sebuah sore yang sederhana. Kau duduk di dekat jendela, bersebelahan dengannya. Dan kalian pun ngobrol layaknya kawan lama. Entah mengapa kau merasa sangat nyaman dengannya. Hmm.
Mungkin terdengar sangat egois. Orang yang belum kau kenal kau jejali dengan seonggok kekesalanmu. Tentang seseorang yang tiba-tiba meninggalkanmu. Tentang buku-bukumu yang hilang. Dan tentang hujan yang tak kunjung datang.
Hmm. Kau menikmatinya. Okey, kau menikamatinya. Tak peduli dia tak suka. Kau hanya ingin didengarkan, bukan? Setelah itu kau akan membiarkan dia pergi. Kau tidak ingin bertemu dengannya lagi. Cukup sore itu saja. Dan kau merasa lega.
Di stasiun berikutnya kau berharap akan menemukan orang yang berbeda. Dan kau akan mulai bercerita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ucapan Terima Kasih
Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Tuhanku yang super oke, aku minta maaf. lagi-lagi aku mengeluh. bisakah patah hati ini ditunda? rasanya sangat sakit. aku ingin menang...
-
Entah kenapa saya selalu merasa tenang kalau melihat air yang mengalir. Dan sore tadi, dengan kepala yang rasanya nyutnyut, dari belakang ka...
No comments:
Post a Comment