Wednesday, July 24, 2013

selamat menjalani petualangan selanjutnya, Rio!

Namanya Vita Victoria Gumilar, tapi dia lebih akrab dipanggil Rio. Saya pertama kali berkenalan dengannya ketika masuk Asrama Putri Ratnaningsih. Menjadi mahasiswa baru. Dia, entah bagaimana ceritanya, terjerumus di jurusan sastra Arab. Sepanjang pertemanan dengannya, dia adalah sosok yang sederhana dan kalem di luar, tapi ganas di dalam. Hohoho.

Dia selalu bergerak. Gadis magelang ini adalah seorang petualang yang sangat nekat! Saya percaya bahwa dalam tubuh Rio mengalir darah “cah mbolang”. Dia selalu mengambil kesempatan yang datang yang memungkinkannya untuk bisa berpetualang. Itulah mengapa ia selalu mencari pekerjaan yang bisa membuatnya kesana kemari. Setelah lulus kuliah, Rio bergabung dengan lembaga survey yang membuatnya bisa mengunjungi pulau-pulau di Indonesia. Dan saya pikir Rio sangat senang dengan pekerjaannya itu.

Banyak hal-hal menyenangkan saya habiskan dengannya. Kalau sedang suntuk, kamar Rio di kosnya yang dingin-dingin empuk itu sering saya jajah. Kami sempat menjadi panitia penyelenggara beberapa event di asrama dan melakukan perjalanan-perjalanan kecil. Perjalanan kami yang lumayan seru adalah ketika kami ke Bali. Waktu itu kami masih muda. Berempat, saya, Rio, Elok, dan Fatim berencana untuk ke Bali. Apapun yang terjadi kami harus berangkat. Dan berangkatlah kami malam itu dengan kereta. Ah sebenarnya perjalanan ini adalah untuk mengantarkan Rio menemui kekasih simpanannya. Hahaha. Selama di Bali, kami menginap di rumah “kekasih simpanan” itu.

Saya lupa berapa hari kami di Bali. Catatan saya tentang perjalanan menyenangkan itu raib bersama dokumen-dokumen yang lain. Yang jelas kami mengunjungi beberapa tempat wisata yang menjadi andalan di Bali. Alhamdulillah-nya kami sempat berkenalan dengan mas sopir yang ganteng nan baik hati bernama Mas Untung Sinar Budi. Kalau ada jenis pejantan beginian, entah mengapa melekat terus di ingatan. Hehe. Dialah yang mengantarkan kami mengarungi Bali sambil bercerita kesana kemari. Sialnya, saya yang dikejar pekerjaan pada waktu itu, harus pulang ke Jogja lebih dulu. Sendirian. Sial!

Tapi saat-saat itu sudah menjadi kenangan..

Setelah sekian lama tak bertemu dan tiada kabar, angin mengabarkan bahwa Rio akan menikah. Benar saja, beberapa hari kemudian Rio meng-sms saya. Dia ngajak ketemuan. Pertama kali mendapat kabar rencana pernikahannya, saya sempat shock. Selain mengingat kisah-kisah percintaannya, juga tentang keinginan-keinginannya. Kisah percintaannya, yang tentu saja tidak akan saya ceritakan di sini, tergolong luar biasa (pahitnya). Hahaha. Meskipun tidak banyak keinginan, yang saya tahu Rio masih ingin selalu bertualang.

Mungkin saya akan biasa-biasa saja jika kabar rencana menikah itu datang dari orang lain. Toh pernikahan adalah hal yang wajar-wajar saja. Tapi ketika kabar itu datang dari Rio, saya agak mengerutkan kening. Ada apa dengan anak ini? Apalagi ditambah dengan si lelaki yang tak disangka-sangka. Hmm. Yah tapi mungkin jodoh emang gak bisa disangka-sangka dari mana datangnya.

Menikah, itu berarti Rio harus ikut suaminya yang bekerja sebagai guru di Tasikmalaya. Ia harus menghentikan pekerjaannya di lembaga survey itu. Dan, ya, hasrat berpetualang harus diredam. Dia sempat menceritakan ini beberapa minggu sebelum pernikahannya. Dia bercerita panjang lebar tentang bagaimana akhirnya dia memutuskan untuk menikah.

Pada 6 Juli kemarin, Rio, si Bolang itu, menikah dengan lelaki sekampungnya. Dan karena suatu keadaan, saya tidak bisa datang. Padahal sudah mempersiapkan ini itu. Saya hanya bisa berdoa, dari jauh, untuk kebahagiaannya :)

Selamat berpetualang di sungai telaga rumah tangga, Rio! Semoga petualanganmu seru!

No comments:

Post a Comment

Ucapan Terima Kasih

Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...