Thursday, July 20, 2017

Percakapan Dua Pohon


Aku iri pada mereka yang sampai tua bisa menjalani apa yang mereka sukai, katamu. Aku iri pada mereka yang bisa hidup bersama, meski tak sampai tua, dengan yang mereka cintai, kataku.

Hai, kamu. Meski tubuhku dan tubuhmu tak bisa lebih mendekat, aku berterima kasih pada angin yang menautkan reranting kita barang sejenak, yang memungkinkan kita untuk bercakap seperti ini.

Tapi barangkali daun-daunku akan lebih dulu menguning dan gugur. Ranting-rantingku akan jatuh satu per satu. Lalu kita tak bisa bercakap lagi.

Sampai saat itu tiba, aku akan senantiasa berdoa. Kelak kamu bisa menjalani apa yang kamu sukai bersama yang kamu cintai. Sampai tua. Sampai daun-daun tak mau tumbuh lagi di kulitmu. Hingga tiba saatnya seseorang menumbangkan tubuhmu yang lebih jangkung dariku. Semoga dengan cara yang tidak menyakitkan. Tidak pula dengan alat yang menakutkan.

Setelahnya mungkin kamu akan jadi kayu bakar di perapian sebuah rumah mungil di dekat gunung. Atau kayu dalam api unggun perkemahan anak pramuka. Lalu menjadi abu.

Aku, dalam jarak tertentu, menanti angin menerbangkanmu ke arahku.

No comments:

Post a Comment

Ucapan Terima Kasih

Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...