Thursday, November 28, 2019

Cormoran Strike

Saya sudah membaca keempat seri buku-buku tebal karangan Robert Galbraith alis J.K Rowling. Keempat buku itu saya pinjam dari teman saya. Buku pertama saya pinjam dari Nilam sewaktu saya masih di Surabaya, ketiga buku yang lain saya pinjam dari Mas Napek yang saya tidak menyangka ternyata dia punya lengkap.

Gabraith mencipta cerita detektif yang digerakkan oleh satu sosok sentral, Cormoran Strike. Sejak buku pertama, sosok ini sudah menarik perhatian saya.

Strike pincang. Kakinya diamputasi karena ledakan bom sewaktu dia masih bergabung dengan militer. Ia mengakhiri kisah cintanya yang sengit setelah menjalin hubungan asmara selama 16 tahun dengan kekasihnya yang aristokrat: Charlotte. Belakangan, mantan tunangannya itu menikah dengan sesama aristrokat dan tengah hamil anak kembar. Setelahnya, ia menjalin hubungan dengan beberapa perempuan, meski tak lama. Belum ada yang sanggup mengaduk-aduk perasaannya seperti yang pernah dilakukan Charlotte.

Strike ditawari berbagai pekerjaan kantoran oleh teman-temannya. Sejenis pekerjaan kantoran yang masih berkaitan dengan dunia militer. Ia menolak. Ia memilih mendirikan biro detektifnya sendiri dari nol. Benar-benar dari nol.

Seperti diakui Robin, partnernya di bironya, Strike mandiri dan tabah, sanggup menyerap trauma dan maju terus meski timpang, siap menghadapi apa pun yang dilontarkan kehidupan ke arahnya tanpa berjengit, tanpa membuang muka. Menolak menyerah pada kesulitan apa pun yang menghadangnya dan siap menanggung risiko.

Strike tak bisa mengabaikan dorongan dirinya untuk memecahkan kasus-kasus di lapangan. Ambisinya sangat besar. Perfeksionis. Tak bisa dibikin penasaran. Tak bisa tenang jika ada kasus yang belum sanggup dituntaskan, meski itu tak begitu penting. Dan memang ia sangat jenius.

Sosok Strikelah yang membuat saya bertahan merampungkan cerita itu sampai halaman terakhir. Belakangan saya menyadari, yang membikin saya tertarik bukan teka-teki kriminalnya, melainkan bagaimana proses Strike memecahkan masalah itu.

No comments:

Post a Comment

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

 Halo! Apa kabar? Semoga kamu baik, ya.  Kamu sudah nonton Jatuh Cinta Seperti di Film-Film ? Aku sudah. Dua kali di bioskop.  Setelah nonto...