Ia menyukai musikalisasi puisi, kekasihnya tidak. Kekasihnya sering menggerutu karena menurutnya, musikalisasi puisi “merusak” puisi. Ia tentu saja membantah. Toh musikalisasi puisi lebih mudah disebarluaskan, diingat, dan disukai. Di mana letak perusakannya?
Hari-hari berlalu. Perdebatan itu tak pernah sengit. Ia, seperti biasanya, masih mendengarkan dan menikmati musikalisasi puisi.
Suatu malam setelah melakukan perjalanan dan masih enggan kembali ke kos, ia dan kekasihnya memutuskan mampir ke toko buku. Kekasihnya ingin membeli buku puisi pertama Sapardi Djoko Damono, “Duka-Mu Abadi”, yang dicetak ulang.
Kebetulan di depan toko buku itu ada bangku di pingir jalan. Mereka membacanya di sana. Kekasihnya mengecek ingatannya pada puisi-puisi di buku itu. Hanya beberapa yang masih lekat. Membuka-buka buku puisi itu. Ia menggerutu pada desain isinya yang dianggapnya tak bersimpati pada pohon-pohon.
Selanjutnya, ia tercenung sebelum akhirnya mengumpat-ngumpat sialan. Ia menghafal beberapa puisi Sapardi itu dari musikalisasi puisi Ari-Reda. Dan malam itu ia baru menyadari, banyak hal yang diabaikannya. Ia pun mengerti mengapa kekasihnya sering menganggap musikalisasi merusak puisi.
Ia memang hafal puisi-puisi, tetapi lebih sebagai lirik. Sama seperti lagu-lagu lainnya. Akan sangat kecil kemungkinan orang yang sudah nyaman mendengarkan musikalisasi puisi untuk mencari tahu bentuk puisi aslinya. Akibatnya, aspek-aspek topografi, penggunaan huruf kapital, pembubuhan tanda baca, pemenggalan baris, mutlak diabaikan. Padahal, semua itu adalah aspek signifikan dalam puisi. Penyair membikinnya bukan tanpa perhitungan.
Semua pemahamannya malam itu ia sampaikan pada kekasihnya. Kekasihnya tersenyum, sedikit mengejek dan seolah berkata “Kok bisa kamu nggak menyadari itu dari dulu?”
Mau tak mau pandangannya pada musikalisasi puisi pun berubah. Namun, ia tak lantas membenci musikalisasi. Tidak. Ia masih menikmatinya sampai sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ucapan Terima Kasih
Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Tuhanku yang super oke, aku minta maaf. lagi-lagi aku mengeluh. bisakah patah hati ini ditunda? rasanya sangat sakit. aku ingin menang...
-
Entah kenapa saya selalu merasa tenang kalau melihat air yang mengalir. Dan sore tadi, dengan kepala yang rasanya nyutnyut, dari belakang ka...
No comments:
Post a Comment