Akhirnya kamu bertemu dengannya. Di bawah pohon. Dia memakai baju ungu. Tidak banyak percakapan di antara kalian. Kecuali jabat tangan dan pertanyaan tentang waktu luang. Kemudian dia pergi. Menaiki tangga. Membiarkanmu sendirian. Dia sibuk.
Begitulah, ketika kamu tidak berharap banyak bisa bertemu dengannya, ternyata alam berkata lain.
Dan kamu menunggu-nunggu hari Sabtu. Hari yang dijanjikan. Kalian akan bertemu di suatu tempat. Membicarakan banyak hal. Termasuk agenda-agenda yang tertunda. Dan agenda selanjutnya. Barangkali kamu akan lebih banyak bertemu dengannya. Lagi.
Sekarang ini senyummu pasti mengembang.
Tapi tiba-tiba kamu ingat. Kamu telah membocorkan rahasia. Kamu bercerita. Kepada seorang sahabat yang bahkan sudah tau sebelum kamu berkata. Kamu merasa tidak bisa menyimpannya sendirian. Perasaan yang begitu menggebu. Meluap. Kamu butuh telinga untuk mendengar. Kamu butuh hati yang bisa mengerti. Ah..
Tuesday, May 17, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ucapan Terima Kasih
Saya menulis ucapan terima kasih yang cukup panjang di skripsi saya, di bagian kata pengantar. Ucapan sepanjang lima halaman itu saya tujuka...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Tuhanku yang super oke, aku minta maaf. lagi-lagi aku mengeluh. bisakah patah hati ini ditunda? rasanya sangat sakit. aku ingin menang...
-
Entah kenapa saya selalu merasa tenang kalau melihat air yang mengalir. Dan sore tadi, dengan kepala yang rasanya nyutnyut, dari belakang ka...
No comments:
Post a Comment