Saturday, August 24, 2019

1Q84, Ia, dan Kekasihnya

1Q84 adalah tiga jilid novel karya Haruki Murakami yang dibacanya bersama kekasihnya. Sepertinya baru pertama kali ini ia punya partner membaca yang sungguh-sungguh. Ia senang dan tertantang. Novel jilid pertama didapatnya dari penerbit, bingkisan suatu perlombaan. Didorong rasa penasaran akan kelanjutan ceritanya, jilid kedua dibelinya di toko buku di Kota Baru. Lalu kekasihnya membeli jilid yang ketiga, di toko buku yang sama.

Ia dan kekasihnya membaca secara bergantian. Kadang ia duluan, kadang kekasihnya duluan. Peraturan yang mereka sepakati adalah tak boleh menyinggung isi buku ketika salah satu di antara mereka belum selesai membaca. Meski kadang kesepakatan itu sering dilanggar. Dalam hal kecepatan membaca, ia kalah telak dari kekasihnya. Kekasihnya punya daya baca yang melebihi dirinya. Jika ia mudah sekali teralihkan fokusnya, kekasihnya tidak demikian. Tapi bukan itu yang membuatnya jengkel.

Dalam proses pembacaan ketiga jilid novel itu, ia dan kekasihnya sering berdiskusi atau berdebat: mengapa satu tokoh melakukan ini dan bukan itu, mengapa sudut pandangnya sering tidak konsisten, dan lain-lain. Kekasihnya adalah lawan debat yang mumpuni. Itu membuatnya bergairah. Tak hanya itu, kekasihnya punya daya jangkau yang jauh pada logika cerita. Kekasihnya, misalnya, bisa menebak suatu peristiwa kunci yang ada dalam jilid tiga padahal mereka baru membaca jilid pertama. Hampir semua tebakan kekasihnya pada tokoh dan alur, tak meleset.

Itulah yang membuatnya jengkel. Ia belum punya jangkauan sejauh itu. Selama ini ia baru menyadari, ia hanya sebagai penikmat cerita dan sedikit mengkritik jika diperlukan. Ia memang pengingat yang baik pada detail dan punya kecermatan pada logika cerita, tapi ia harus mengakui, jangkauannya masih belum jauh. Sepertinya, dalam hal membaca, ia memang harus belajar banyak dari kekasihnya. Ia harus naik level, kuantitas dan kualitas.

Novel itu memang bukan novel Murakami pertama yang ia dan kekasihnya baca. Namun, Ia dan kekasihnya terkesan pada beberapa tokoh dalam novel itu. Juga terkesan pada cara bercerita Murakami yang sederhana tapi memikat. Ada kalimat-kalimat dalam novel yang sampai sekarang masih mendengung di benak keduanya.

Karena itu, ia dan kekasihnya akan melanjutkan membaca novel-novel Haruki Murakami yang lain. Sip.

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film

 Halo! Apa kabar? Semoga kamu baik, ya.  Kamu sudah nonton Jatuh Cinta Seperti di Film-Film ? Aku sudah. Dua kali di bioskop.  Setelah nonto...