saya sering bilang, jalanan adalah sebuah taman rahasia. ruang sosial yang menjadi ruang paling pribadi. dan bagi saya, kombinasi antara lampu kota dan jalanan basah itu selamanya puitis. nah, pada tahun 2008, pendapat saya itupun sepertinya disetujui oleh sebuah band asal Yogyakarta bernama Lampu Kota. mereka membuat lagu yang berjudul “Jangan Mati”.
Lampu kota satu persatu menyala
menerangi, malam ini
temani aku, menghabisi malam
ku selalu, berkendara
Lalu,
turun hujan, semoga engkau tak mati
teruslah kau terangi
jalanku jangan mati
hiduplah, sampai pagi,
hiduplah, jangan mati
Jalanan sepi, waktu menjelang pagi
malam ini (malam ini)
ku tak bermimpi (ku tak bermimpi)
dibayangi embun, yang mulai mencair
membasahi (membasahi)
tubuh ini (tubuh ini)
ku masih ingin disini
melihat indah cahaya
yang bersinar
di atas kotaku
ku hanya ingin berlari
mengejar kilau cahaya
yang bersinar
di atas kotaku
uuu...
bedanya adalah, jika saya lebih suka menikmati momen puitik itu dengan duduk diam melihat pantulan-pantulan cahaya, juga hujan yang sebentar lagi reda, mereka lebih menikmatinya dengan bergerak, berkendara. menerobos jalanan. mengejar kilau cahaya.
apapun itu, selamat menikmati hujan dan lagu-lagu kesayangan. selamat menemukan taman rahasia di jalanan yang sedang Anda lalui. oya, sebentar lagi Desember. entah mengapa November ini terasa begitu cepat berlalu...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Jatuh Cinta Seperti di Film-Film
Halo! Apa kabar? Semoga kamu baik, ya. Kamu sudah nonton Jatuh Cinta Seperti di Film-Film ? Aku sudah. Dua kali di bioskop. Setelah nonto...
-
: sebuah penjelajahan awal Kajian Homi K. Bhabha selain banyak dipengaruhi oleh teoretisi pascastrukturalis seperti Jacques Derrida, Miche...
-
Judul : Bilangan Fu Penulis : Ayu Utami Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia Tahun terbit : 2018 (Cet. 2) Parang Jati, K...
-
oleh Anis Mashlihatin Tulisan ini berusaha untuk menyelidiki perangkat literer yang digunakan pengarang, gagasan-gagasan yang dibangun, se...
No comments:
Post a Comment